Add a Blog Post Title

SariAgri - Sebagai penghasil food waste tertinggi kedua di dunia, Indonesia terbuka peluang kesempatan untuk berwirausaha. Hal ini dibuktikan oleh tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang berhasil memanfaatkan food waste ikan makarel dari industri olahan ikan kalengan menjadi produk makanan lezat dengan nama Ngebul Darjo.Tim Ngebul Darjo ini terdiri dari lima mahasiswa yakni Fakhrudin Naufal Ansori dan Hafizh Muhammad Rozaan dari Teknik Infrastruktur Sipil, Adella Fajrin Nafiah dan Fandhi Al Idrus Dwi Saputra dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), serta Anisa Luthfiah Amalia dari Departemen Manajemen Bisnis ITS.Menurut ketua tim, Fakhrudin Naufal Ansori nama Ngebul Darjo berasal dari kata ‘kebul’ yang berarti asap, sedangkan Darjo diambil dari nama Kabupaten Sidoarjo yang merupakan asal makanan tersebut.“Adapun produk kami adalah ikan makarel asap dan ikan makarel suwir pedas,” kata mahasiswa asal Sidoarjo ini kepada SariAgri, selasa (25/5).Menariknya, lanjut Fakhrudin, dalam bisnis ini mereka memanfaatkan food waste dari industri olahan ikan kalengan yang dijual oleh pengepul di Sidoarjo. Ikan makarel dari industri tersebut banyak tereliminasi karena ukuran yang tidak memenuhi standar industri.“Meskipun begitu, sebenarnya ikan ini memiliki nutrisi yang sama, masih segar, dan layak diolah,” ungkapnya.Lebih lanjut, Fakhrudin menyampaikan inovasi dari Ngebul Darjo ini adalah dari pengolahannya. Biasanya ikan asap menggunakan ikan cakalang atau ikan tuna.Namun Ngebul Darjo mampu mengolah ikan makarel tersebut menjadi ikan asap yang memiliki cita rasa khas dibandingkan dengan olahan ikan asap pada umumnya. Fakhrudin menambahkan, Ngebul Darjo menggunakan pengawetan asap batok kelapa yang menjadikan produk mereka memiliki aroma asap yang khas dari ikan makarel.  Berita Perikanan Terkini Untuk ketahannya jika disimpan dalam freezer bisa bertahan hingga dua bulan.“Adapun harganya, kami mematok mulai Rp20.000 sampai Rp40.000,” ucapnya.Bisnis inovatif inipun telah diikutkan dalam kompetisi Edutainer Nusantara Fair (ENF) Indonesia dan harus melalui seleksi yang cukup ketat dalam waktu dua bulan.  Seputar Perikanan Mulai dari seleksi tahap abstrak, proposal, finalis, hingga presentasi secara daring.”Alhamdulillah, dengan persaingan yang sangat kompetitif tersebut kami bisa meraih medali perak di ajang ini,” kata dia. Ngebul Darjo menuai banyak apresiasi dari konsumen hingga dewan juri selama kompetisi ENF. Selain merupakan produk olahan ikan dengan bumbu tradisional khas Indonesia, Ngebul Darjo juga menjadi salah satu solusi dalam mendukung kampanye gemar makan ikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Ke depannya Ngebul Darjo berencana mendaftarkan produk mereka ke ITS Food agar cita rasanya bisa menyentuh banyak mahasiswa dan tenaga pendidik ITS. Mereka juga berencana mengembangkan ide bisnis ini di kompetisi bisnis lain untuk menggaet banyak pendanaan.“Dalam skala yang lebih luas kami juga ingin memberdayakan masyarakat di sekitar Kabupaten Sidoarjo untuk tergabung dalam produksi Ngebul Darjo,” kata dia.Terakhir, tim Ngebul Darjo berharap bisnis ini mendapat dukungan dari ITS baik dari sertifikasi halal maupun sertifikasi HaKi, dan bisa turut berkembang di inkubator bisnis ITS.“Dengan hal ini, harapannya bisa membuka kerjasama yang saling menguntungkan antar Perguruan Tinggi Negeri dengan mahasiswanya,” pungkas Fakhrudin.Video terkait: Berita Perikanan